. Silahisabungan Sitolu Ina: Februari 2012
SELAMAT DATANG di BLOG RESMI KAMI SILAHISABUNGAN SITOLU INA DAN TERIMAKASIH ATAS KUNJUNGAN NYA,TERIMAKASIH...

25 Feb 2012

Toba,Teori bencana dan panorama luar biasa


Mereka yg pernah menikmati ke elokan Danau Toba mungkin tdk dpt membayangkan kengerian yg ditimbulkan dalam proses”penciptaan nya”
Begitu melintas dikelokan jalan mendekati parapat kota wisata dipinggir danau toba,birunya hamparan air dan panorama dinding batu perbukitan Pulau samosir yg menjadi latar langsung memesona.
Keindahan panorama danau toba tdk trjdi begitu saja Danau Vulkanik terbesar di dunia itu terbentuk dari rangkaian proses geologis dan vulkanis mahadahsyat.setidak nya ada tiga letusan gunung api besar mengiringi terbentuk nya danau toba,letusan terahir trjadi 74.000 thn silam.
Majalah SCIENCE mencatat,letusan termuda Gunung Toba merupakan peristiwa vulkanis plg bsr di bumi dlm dua juta thn terahir,Letusan nya memuntah kan 2.800 km kubik magma,yang 800km kubik diantaranya terbang ke atmosfer,menyelimuti lapisan Bumi sepanjang laut china selatan hingga Laut arab.
Adalah antropologi University of Illionis di Urbana-Champaign,Stanley Ambrose,yg pada thn 1998 memperkenalkan Teori Bencana Toba.berdasarkan teori ini,letusan Gunung Toba mengubah iklim global,akibat nya,populasi manusia berkurang drastis,Garis Evolusi yg menghubungkan manusia modern dgn primata lain terputus.Teori ini memang diperdebatkan,tetapi cukup menggambarkan kedahsyatan letusan.
Kaldera yg trbentuk dari tiga kali letusan menjadi Danau Toba,letusan terahir menyempurnakan pembentukan danau toba,dan pulau samosir,setelah letusan pertama 800.000 thn silam hanya membentuk kaldera disekitar Parapat hingga porsea dan letusan ke dua sekitar 500.000 thn lampau membentuk kaldera di daerah Haranggaol dan Silalahi.
Sekarang,bekas peristiwa vulkanik luar biasa ini hanyalah keindahan alam.kaldera besar menjadi danau dgn panjang 100km dan lebar 30km,bukit2 batu terjal yg mengelilingi danau terlihat eksotis,kecuramannya menghujam langsung ke pinggir danau. pulau samosir mirip dinding batu raksasa membentengi air danau.
Saking luar biasanya panorama ini,Pangeran Bernard dari belanda mengizinkan nama nya di pakai”menjual”Danau toba.”Juallah nama saya untuk danau ini.saya tak dapat melukiskan nya betapa indah nya Danau Toba”puji sang pangeran saat berkunjung ke toba thn 1996.
Sebelum krisis ekonomi thn 1997,Danau Toba adalah salah satu tujuan wisata utama.”Penerbangan langsung Eropa-Medan sempat ada sblm krisis,Garuda dan KLM dari eropa transit di medan sblm lanjut ke Denpasar”ujar pemilik salah satu hotel di parapat.Henry Hutabarat.
Hampir semua wilayah sekeliling danau punya panorama alam yg jadi tujuan wisata.semua terbagi dlm 7 kabupaten,yakni simalungun,Toba Samosir,Tapanuli utara,Humbang hasundutan,Dairi,karo, dan samosir,umum nya wisatawan menikmati ke elokan Danau Toba dari Parapat di simalungun,dan Tuk tuk siadong di samosir.
Dari dataran tinggi Karo di sblh utara,ke elokan danau Toba terlihat memanjang di pandang dari Sikodonkodon.namum hanya ada satu resor disini,Disisi barat,pemandangan pemandangan danau dan Pulau samosir dpt dgn sempurna disaksikan dari Tele.ada gardu pandang di ketinggian sekitar 1000 meter dari permukaan laut.
Hantaman krisis ekonomi thn 1997 membuat parawisata di danau toba meredup tak ada lagi penerbangan lgsng dr Eropa ke Medan.jumlah tusis asing menyusut drastis,sejak krisis,Tuktuk sprti kota mati
Perlahan,seiring membaik nya perekonomian dlm negeri,turis domestik menjadi penopang pariwisata Danau Toba.turis dari negara tetangga,Malaysia dan Singapura pun mkin bnyk yg dtng krna relatif lbh dekat.
Perjalanan darat ke Parapat memakan wktu 4-5 jam dari medan,trsedia bus Travel yg lngsung menuju parapat.Rute nya melewati Lubuk pakam,Tebing tinggi,dan belok ke arah Pematang siantar.sepanjang perjalanan,kita di suguhi panorama perkebunan kelapa sawit dan karet.
Apabila menggunakan kereta api,dari Medan pilih rute menuju Pematang siantar,dari sini perjalanan dilanjutkan naik bis ke parapat,waktu tempuh nya hanya 1jam.saat turis asing masih ramai berkunjung ke danau toba,dari siantar mereka naik becak bermesin sepeda motor BSA,kendaraan sisa Perang Dunia ke 2,yg kini di jadikan becak mesin.
Kita mulai menikmati suasana budaya Batak begitu sampai di Pematang siantar,warga nya berbicara dlm bahasa Batak Toba atu Batak Simalungun,Etnis Batak secara kultural menjadikan Danau Toba sebagai “Rumah”dan pusat mitologi.Orang Batak percaya,situs Batu hobon di pulau samosir dan Pusuk Buhit,bukit batu tertinggi di pulau ini.menjadi tempat nenek moyang mereka turun ke Bumi.
Tak hanya ke indahan panorama,alam yg menjadi sumber penghidupan penduduk dari sektor wisata.Air danau juga cocok untuk budidaya ikan nila.Ribuan keramba jaring apung tempat budidaya ikan nila menghidupi ribuan keluarga,Perusahaan asal Swiss memiliki 1.780 keramba ikan nila kualitas ekspor,Produksi ikan nila dari Danau Toba mencapai 50.000 ton setiap tahun,separuh diantaranya di ekspor dgn nilai hampir Rp 500 miliar.
Ternyata bencana yg hampir memusnahkan Ras manusi di Bumi ini sekarang menjadi sumber penghidupan manusia.

24 Feb 2012

Silsilah Silahisabungan


Silahisabungan memiliki istri :
     1. Pintahaomasan boru baso bolon
     2. Pinggan matio boru Padang batanghari
     3. Milingiling boru Mangarerak

Silahisabungan memiliki anak :
Dari Pintahaomasan boru baso bolon :
     1. Silahi Raja ( Silalahi)

Dari Pinggan Matio boru Padang Batanghari:
     1. Loho Raja ( Sihaloho)
     2. Tungkir Raja ( Situngkir)
     3. Sondi Raja (Rumasondi)
     4. Butar Raja (Sinabutar)
     5. Bariba Raja (Sidabariba)
     6. Debang Raja (Sidebang)
     7. Batu Raja (Pintu Batu)

Silahisabungan Dari Milingiling boru Mangarerak
     1. Raja Tambun (Tambunan)

Dengan berjalannya waktu keturunan Silahiabungan pun semakin bertambah yakni:

I. Silahi Raja (Silalahi) memperanakkan:

     1. Siraja Tolping
     2. Bursok Raja
     3. Raja Bunga-bunga

Ketiga anak diatas tetap memakai marga Bapaknya yakni SILALAHI, dan ketika di angkat TUAN SIHUBIL pun Raja Bunga-bunga menjadi anaknya, TUAN SIHUBIL tetap bijaksana dengan tidak menghilangkan asal-usul dari Raja bunga-bunga dgn tetap memakai marga Bapaknya SILALAHI, namun karna di culik dari Parmahanan dipanggillah dia SILALAHI PARMAHAN. Dan tidak ada lagi marga cabang dari SILALAHI.

II. SIHALOHO memperanakkan:
    1. Sinaborno
    2. Sinapuran
    3. Sinapitu
Ketiga anak ini masih memakai marga Bapaknya yakni SIHALOHO namun sudah ada yg memakai marga SINABORNO, SINAPURAN, SINAPITU,

III. SITUNGKIR memperanakkan:
    1. Sibagasan
    2. Sipakpahan
    3. Sipangkar 
Ketiga anak ini masih memakai marga Bapaknya, namun sudah ada yg memakai marga SIPANGKAR

IV. RUMASONDI memperanakkan:
    1. Rumasingap
    2. Rumabolon Kedua anak ini masih menurunkan marga-marga yg lain seperti, Dolok Saribu, Nadapdap, Naiborhu, Sinurat

V. SINABUTAR memperanakkan:

    1. Rumabolon
    2. Ambuyak
    3. Rumatungkup
Ketiga anak ini sebagian masih memakai marga bapaknya, namun sudah ada yang memakai marga Ambuyak


VI.SIDABARIBA memperanakkan:
    1.Lumban Tonga
    2.Lumban Dolok
    3.Lumban Toruan
Ketiga anak ini Memakai Marga Bapaknya Yaitu Sidabariba

V.SIDEBANG Memperanakkan:
    1.Parsidug
    2.Siari
    3.Sitaon
Ketiga anak ini memakai marga Bapaknya yaitu Sidebang.


VII.PINTU BATU Memperanakkan:
    1.Hutabalian
    2.Lumbanpea
    3.Sigiro
Ketiga anak ini memakai marga Pintu batu namun masih membentuk marga baru yaitu Sigiro.

IX.RAJA TAMBUN Memperanakkan:
   1.Tambun Mulia
   2.Tambun Saribu
   3.Tambun Marbun
ketiga Anak ini tetap konsisten memakai marga Bapak nya,yaitu Tambun dan Tambunan.

21 Feb 2012

Perjalanan Wisata yang Mempesona



Pusuk Buhit, demikian masyarakat Batak yang berada di Toba Samosir, Sumatera Utara, menyebutnya. Perbukitan dengan ketinggian berkisar 1.800 mdpl tersebut ditumbuhi berbagai pepohonan kecil serta pohon pinus.
Konon berdasarkan kepercayaan masyarakat Batak dari bukit inilah untuk pertama sekalinya pencipta alam semesta menampakkan diri, yang dinamakan oleh orang Batak dengan sebutan Mula Jadinabolon. Sehingga wajar kalau sampai sekarang kawasan ini masih keramat dan dijadikan salah satu kawasan tujuan wisata sejarah.
Memang membincangkan potensi wisata Toba Samosir tampaknya tidak akan pernah merasa puas, apalagi jika perjalanan itu baru pertama kalinya. Hal ini wajar karena potensi yang mereka miliki memang sangat kaya terutama soal keindahan alam. Apalagi dipadukan dengan cerita sejarah, boleh dibilang daerah ini adalah salah satu lumbung dari cerita sejarah yang bisa menemani perjalanan wisata Anda. Dari sekian banyak yang bisa dinikmati misalnya Batu Hobon, Sopo Guru Tatea Bulan, Perkampungan Siraja Batak, Pusuk Buhit, dan lainnya.Dari atas perbukitan ini, sebagai wisatawan yang baru pertama berkunjung ke sana pastilah akan tertegun sejenak. Karena selain panorama yang disajikan memang sangat indah, kita juga bisa melihat secara leluasa sebahagian besar kawasan perairan Danau Toba sekaligus Pulau Samosirnya. Selain itu dari lereng perbukitan tersebut pengunjung yang datang bisa juga menikmati panorama perkampungan yang berada di antara lembah-lembah perbukitan seperti perkampungan Sagala, Perkampungan Hutaginjang yang membentang luas.
Selain pemandangan ini, wisatawan yang pernah datang ke sana tentunya akan melihat dan mendengar gemercik aliran air terjun yang berada persis di perbukitan berdekatan dengan perkampungan Sagala. Masih dari lereng bukit yang jalannya berkelok-kelok tetapi sudah beraspal dengan lebar berkisar 4 meter, pengunjung juga bisa memperhatikan kegiatan pertanian yang dikerjakan oleh masyarakat sekitarnya. Malah yang lebih asyik lagi adalah menikmati matahari yang akan terbenam dari celah bukit dengan hutan pinusnya.
Untuk mencapai puncak bukit tersebut, pengunjung bisa menggunakan bus roda empat maupun kenderaan roda dua. Namun bus yang dipergunakan tidak bisa sampai di puncak sehingga harus berjalan kaki berkisar 500 meter dari titik akhir parkir kenderaan yang berada di Desa Huta Ginjang, Kecamatan Sianjur Mula-Mula. Namun demikian sikap waspada harus tetap dipasang, karena memang jalan yang berkelok-kelok tersebut di kanan dan kirinya selalu ada jurang yang terjal. Selain itu sebelum menuju Pusuk Bukit, dari kawasan Pangururan pengunjung bisa menikmati secara utuh pemandangan bukit dengan latar depan air Danau Toba.
Sementara itu, satu paket dengan perjalan menuju ke puncak Pusuk Buhit pengunjung juga bisa menikmati apa yang disebut dengan sumur tujuh rasa.(Aek Sipitu Dai) Disebut sumur tujuh rasa karena memang sumur ini memiliki tujuh pancuran yang memiliki rasa air yang berbeda-beda. Bagi masyarakat sekitar Sumur Tujuh Rasa tersebut sehari-harinya dipergunakan sebagai sumber utama air bersih. Sehingga tidak mengherankan kalau wisatawan datang, banyak masyarakat yang menggunakan air yang berada di sana.

Sumur Tujuh Rasa sebenarnya berada di Desa Sipitudai satu kecamatan dengan perbukitan Pusuk Buhit yaitu Sianjur Mula-Mula. Kalau kita mencoba untuk merasakan ketujuh air mancur yang ada, maka dari sumber air mancur itu akan kita rasakan air yang terasa: asin, tawar, asam, kesat serta rasa yang lainnya. Sementara berdasarkan keterangan masyarakat setempat, sumber air yang mancur itu keluar dari mata air yang berada di bawah Pohon Beringin. Memang di bawah lokasi Sumut Tujuh Tersebut tumbuh besar pohon beringin yang sangat rindang dan membuat teduh sekitar lokasi sumur.

Keberadaan Sumur Tujuh Rasa ini sebenarnya sudah lama seiring dengan keberadaan masyarakat perkampungan Sipitudai. Masyarakat sekitar mempercayai kalau keberadaan sumur ini tidak terlepas dari cerita raja Batak yang berada di lokasi tersebut. Kalau cerita muncur ke belakang, maka masyarakat menyebutkan bahwa dulu diperkampungan ini ada kerajaan. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, mandi serta lainnya mereka mengandalkan sumber air ini.
Cerita ini mungkin ada benarnya, sebab kalau kita amati secara teliti di lokasi yang telah disekat dengan tembok beton oleh masyarakat sekitar akan kita temukan peniggalan seperti batu cucian dari batu alam, lubang-lubang untuk permainan congkak. Jadi, masyarakat yang ada memang mempercayai kalau sumur ini masih keramat dan menjadi salah satu objek yang sering dikunjungi wisatawan yang datang. Hanya satu catatan yang penting untuk lokasi ini adalah masalah penataan dan kebersihan yang memang belum memasyarakat. Tentunya kondisi ini menjadi catatan tersendiri bagi pemda dan masyarakat untuk melakukan penaaan yang lebih baik lagi.

Setelah bergerak menyusuri jalanan yang ada berkisar,maka wisatawan yang berkunjung akan menemukan satu lokasi yang keramat yang disebut lokasi Batu Hobon, Sopo Guru Tatean Bulan atau Rumah Guru Tatea Bulan serta perkampungan Siraja Batak yang lokasinya tidak berjauhan. Dan bila kita tarik garis lurus, maka posisi ketiga lokasi yang masih dianggap keramat ini persis lurus dari satu perbukitan ke perbukitan yang berada di bawahnya. Ketika berada di Sopo Guru Tatea Bulan akan ditemukan patung-patung Siraja Batak dengan keturunannya. Di rumah dengan desain khas masyarakat batak ini juga akan ditemukan patung-patung sebagai penjaga rumah seperti gajah, macan, kuda. Sementara rumah yang berdiri di atas bukit ini didesain dari kayu dan tangga dari batu tetapi atapnya tetap terbuat dari ijuk. Namun yang lebih penting lagi adalah ketika ingin masuk dan memperhatikan lebih detail lagi seluk rumah ini, maka Anda harus melepaskan sandal maupun sepatu. Secara lebih detail di Sopo Guru Tatea Bulan akan kita temukan patung-patung keturunan Siraja Batak, seperti Patung Saribu Raja sepasang dengan istrinya, Patung Limbong Mulana, Patung Sagala Raja serta Patung Silau Raja. Berdasarkan kepercayaan masyarakat Batak marga-marga yang ada sekarang ini berasal dari keturunan Siraja Batak. Selain itu keberadaan rumah ini juga telah diresmikan oleh DewanPengurus Pusat Punguan Pomparan Guru Tate Bulan tahun 1995 yang lalu. Artinya ketika kita berada di sana akan ditemukan juga penjaga yang akan menjelaskan keberadaan patung yang berada di Sopo Guru Tatea Bulan serta sejarah ringkasnya.
Sejalan dengan legenda itu, pengunjung juga akan menikmati Batu Hobo yang konon menurut cerita merupakan lokasi yang dijadikan penyimpanan harta oleh Siraja Batak. Batu ini berada perbukitan yang lebih rendah lagi dari Sopo Guru Tatea Bulan berdekatan dengan perkampungan masyarakat. berdasarkan sejarah Batu Hobon ini tidak bisa dipecahkan, tetapi kalau dipukul seperti ada ruangan di bawahnya. Namun sampai sekarang tidak bisa dibuka walaupun dilakukan dengan peledakan mortir. Selanjutnya untuk melengkapkan referensi tentang sejarah Sopo Guru Tatea Bulan, maka akan ditemukan perkampungan Siraja Batak. Lokasi perkampungan ini berada di perbukitan yang berada di atasnya dengan jarak yang tidak terlalu jauh sekali berkisar 500 meter.
Untuk kelengkapan perjalanan menuju Pusuk Buhit setidaknya harus berhenti sejenak di atas perbukitan yang berada di Desa Huta Ginjang. Mengapa? Karena dari lokasi ini akan terlihat jelas Pulau Tulas yang berdampingan dengan Pulau Samosir. Pulau Tulas itu sendiri tidak memiliki penghuni tetapi ditumbuhi dengan semak belukar dan hidup berbagai hewan liar lainnya.
Sudah lengkapkah perjalanan wisata kita! Tentulah belum, sebab untuk mengakhirinya kita harus berada di puncak Pusuk Buhit. Setidaknya untuk mendapatkan dan merasakan semilir angin sejuk di puncaknya sambil memandang panorama Danau Toba sesungguhnya. Sedangkan untuk menghilangkan keletihan dan mengambil semangat baru, pengunjung bisa menikmati air hangat setelah turun persis berada di kakai Pusuk Buhit bernama pemandian Aek Rangat yang berada di Desa Sihobung Hobungi. Setidaknya rasa lelah dan semangat baru kembali datang.

Horas.....!!!

19 Feb 2012

Terjadinya Padan Silalahi dengan Tampubolon


Kemarau panjang di huta Balige Raja sudah diambang batas hingga membuat rumput dan tumbuh-tumbuhan menjadi kering dan ternakpun banyak yang mati, hal itu sangat meresahkan Sibagot nipohan yang menjadi pewaris tahta dari Tuan Sorbadibanua.
Mengingat sepanjang pemerintahan ayahnya Tuan Sorbanibanua, hal ini belum pernah terjadi hingga membuatnya cemas dan bertanya kepada orang pintar.
Singkat cerita setelah di lakukan ritual kepada Mulajadi Nabolon, tirai misteripun terungkap bahwa semua itu terjadi karena ulah Sibagot nipohan yang membuat kesalahan hingga adek-adeknya Sipaettua , Silahisabungan dan Sirajaoloan sakit hati hingga pergi meninggalkan huta Balige Raja.
Adapun satu-satunya syarat agar kemarau panjang bisa berakhir menurut petunjuk orang pintar tersebut, Sibagot nipohan harus mengumpulkan adek-adeknya untuk minta maaf dan berdamai.
Hal itupun tidak disia-siakan Sibagotnipohan dan segera menyuruh anaknya Tuan Sihubil dan ditemani pengawalnya.
Huta Laguboti menjadi persinggahan pertama mereka utk menemui Sipaettua, setelah Tuan sihubil menceritakan keadaan di Balige Raja Sipaettuapun bersedih dan menyanggupi untuk datang segera. Selanjutnya Tuan Sihubil berangkat ke Bakkara menemui Sirajaoloan dan menceritakan kejadian yang menyedihkan itu hingga Siraja oloanpun siap untuk datang sesuai dengan hari yang ditetapkan.
Perjalanan jauhpun terbentang dihadapan Tuan Sihubil untuk menuju Huta Tolping Samosir tempat tinggal Silahisabungan yang belum tentu juga ada disitu, karena Silahisabungan sering mardua huta ke Paropo tempat istri ke duanya dan ke huta lain untuk mengobati.
Namun hari yang baik juga yang menyertai Tuan Sihubil hingga mereka bertemu di Tolping dan menyampaikan pesan ayahnya untuk datang ke huta Balige Raja serta menceritakan seluruh kejadian yang terjadi Huta Balige Raja, mendengar penjelasan keponakannya yakni Tuan Sihubil hatinyapun miris, namun karena janjinya “Tidak akan mau melihat asap dapur dari abangnya Sibagotnipohan” diapun dengan berat hati menolak ajakan Tuan Sihubil.
Berbagai cara dilakukan Tuan Sihubil untuk mengajak bapa udanya Silahisabungan, namun sedikit pun hati Silahisabungan tidak tergerak membuat Tuan Suhubil merasa putus asa dan ingin pulang dengan tangan hampa.
Namun kembali terbayang derita yang dialami seluruh penghuni kampungnya dan wajah ayahnya Sibagotnipohan yang sudah mulai tua hingga dia tetap bertahan di Tolping dan berusaha membujuk Silahisabungan.
Sebagai seorang panglima yg ditugaskan yang tentu sudah berpengalaman, Tuan Sihubilpun tidak habis akal, dia berpikir kekerasan hati Silahisabungan sepertinya tidak dapat diluluhkan dengan cara bujukan, berarti harus dilakukan dengan paksa yakni dengan cara menculik cucunya anak dari Silalahi Raja yang kebetulan sedang marmahan (mengembala).
Missipun segera dilakukan dan menangkap ke tiga anak dari Silalahi Raja yakni Raja Tolping, Bursok Raja dan Raja bunga-bunga yg paling kecil.
Si Raja Tolping yg paling besar meronta dan berhasil melarikan diri, begitu juga Si Bursok Raja terus meronta disepanjang perjalanan hingga membuat solu yang dikendarai Tuan Sihubil tidak stabil hingga diputuskan untuk dilepas saat melewati Tano Ponggol Pangururan.
Tinggal Rajabunga-bunga yg paling kecil akhirnya dibawa Tuan Sihubil hingga ke Balige Raja.
Mendengar cucunya diculik oleh Tuan Sihubil, Silahisabunganpun geram dan segera mengajak anaknya Silalahi Raja untuk mengayuh solunya mengejar Tuan Sihubil
Namun selang waktu yang begitu jauh membuat Tuan Sihubil lebih dulu tiba di Balige Raja dan membawa Raja Bunga-bunga ke hadapan ayahnya Sibagotnipohan.
Sibagotnipohanpun heran melihat anak tersebut dan menanyakan anak siapa ini,
Tuan Sihubil segera menceritakan semuanya dan tentang penolakan Silahisabungan untuk datang ke Balige Raja hingga berinisiatif menculik cucunya untuk memancing kedatangannya.
Belum sempat memberikan sanggahan tiba-tiba langit mendung dan guruh menggelegar serta halilintar sambar-menyambar dan hujanpun segera turun dengan lebat, melihat situasi itu Sibagotnipohan sudah tau bahwa Silahisabungan sudah tiba di Balige Raja
Singkat cerita Silahisabunganpun meminta pertanggung jawaban atas ulah Tuan Sihubil yang menculik cucunya yang tidak tau asal muasal pertentangan diantara mereka, namun dengan permohonan maaf dari Sibagotnipohan dan bujukan dari Sipaettua dan Siraja oloan hatinyapun terobati.
Dengan kehadiran adek-adeknya hingga hujanpun turun di Balige Raja Sibagotnipohanpun mengadakan pesta besar dan mengundang seluruh penghuni kampung untuk merayakan kejadian itu.
Mengingat suasana yg berbahagia itu dan untuk mengikat tali persaudaraan diantara mereka Tuan Sihubil yang sudah menculik Raja Bunga-bunga mengusulkan untuk mengangkatnya jadi anak dan menjadi adik dari Tampubolon anaknya, yang memang kalau dirunut dari silsilah mereka satu generasi.
Hal itupun disetujui kedua belah pihak dan dibuatlah padan diantara Raja Bunga-bunga Silalahi dengan Tampubolon yakni sisada lulu anak sisada lulu boru, Tampubolonlah Dahahang doli, Silalahilah Anggi doli kelak sampai selama-lamanya.
Tuan Sihubilpun memeluk Silalahi Raja dengan berkata anakmu sudah menjadi anakku yang berarti anakku juga menjadi anakmu hal itu juga menjadikan seluruh anak Silalahi Raja menjadi terikat padan oleh karena adiknya Si raja bunga-bunga.
Oleh karena Siraja Bunga-bunga silalahi sudah menjadi anak Tuan Sihubil dan mengingat sejarahnya diculik dari parmahanan maka Tuan Sihubil menyebutnya Raja bunga-bunga Silalahi Parmahan yang sekarang keturunannya berbonapasogit di Balige dan diberikan tanah warisan yang disebut Huta Silalahi sampai sekarang.
Demikianlah sampai saat ini Silalahi maupun Tampubolon mematuhi padan itu dan tidak pernah saling mengawini.

18 Feb 2012

Ende Silahisabungan

Ende Silahisabungan
Guru Ferdinan Silalahi, Tomok
BE. No. 247

 # Ompunta na parjolo parsadaanta i
Raja na marnoho, na marsahala i
So dung be humolso so dung marmara i
Ai boi do diboto pardalananna i

 # Ompu na marsahala Silahisabungan i
Ai so hea marmara manang hunortik i
Ai so adong barani mangganggu ompu i
                                                Patar do dibohina hasantianna i

 #  Adong na jolo raja na tarbarita i
Ima raja nabolon ompu ni Parna i
Sude anakna lima, sada boruna i
Si Pinta Haomasan i ma goarna i

 # Ompunta Tamba Tua Raja na burju i
Na pasauthon ibotona si Pinta Haomasan i
Tu ompunta Silahisabungan na hasaktian i
Ima na manubuhan marga Silalahi i

 # Siboru Meleng-eleng boru oroan i
Tangkas boru ni ompunta Raja Mangarerak i
Ima na manubuhan si Raja Tambun i
Alai na patarusson si Pinta Haomasan i

Padan Dekke Nanilaean

TONA NI OMPUNTA BORU NI OMPU RAJA NABOLON DOHOT OMPUNTA DOLI SILAHISABUNGAN TU : si RAJA TAMBUN dohot SILALAHI RAJA

“On ma da Ompung Debata Mulajadi Nabolon, dengke hilaean, sai lae ma roham mangalehon parhorasan dohot panggabean tu anakkon, on ma na manggagat-gagat di limut na mangaliat-liat di batu, sai dapotan gagaton ma anakkon, sai dapotan dilaton, sagu-sagu ditompion na godang, asa manompi mas manompi pangomoan, rudang na jagar asa jagar barita horas, jagar barita gabe di anakkon; lanjang-lanjang purun-purun jonggi hais, asa hais na so marlobu, hais nipi na sambor. Jonggi manaek asa naek-naek sorga ma anakkon, marganda-ganda padi, siganda sigandua sipusuk ni podom-podom, na sada gabe dua anakkon, na tolu gabe onom. Manarsar ma onsong on mange-mange, mangararat songon singa tor. Padan ma on na hutonahon tu anakkon : 
 ASA SISADA LULU ANAK SISADA LULU BORU MA ANAKKON NA SO JADI MASIPAETEK-ETEHAN. TAMPUK NI ATE-ATE DO HAMU AMANG URAT NI PUSU-PUSU. ASA HO AMANG SIRAJA TAMBUN, INGKON SONGON AEK NI UNTE MA SILALAHI RAJA ON DI HO SIPADOIT-DOITON, BUNGA NI SIRA SIPAGUT-PAGUTON. HO PE AMANG SILALAHI RAJA, MOLO HOLONG ROHAM DI ANAK SIMALOLONGMU, SONGON I MA HOLONG NI ROHAM DI ANGGIM SIRAJA TAMBUN ON. ASA ON MA TONA NAMI SIINGOTONMUNA SAHAT RO DI PINOMPARMUNA.”
“Asa nuaeng pe Amang baen ma pasu-pasu tu anakta on, asa borhat hamu dohot si Raja Tambun” ninna ompunta boru, boru ni Raja Nabolon tu Silahisabungan.

Dung i didok Silahisabungan ma mangalusi:”Ai nunga didok ho sude hata na denggan i, sai sahat ma tutu dijalo tondi ni anaktaon. Asa nuaeng pe amang si Raja Tambun, sai torop mabue ma pinomparmu, gabe ma ho jala mamora, tumpahon ni Ompunta Mulajadi, masuak dangka ma ho rahut-rahutan, tarida utar ho tambus-tambusan, sai ingot ma ho tona na dompak haham Silalahi Raja. Ho pe amang Silalahi Raja, pasu-pasuonku do ho, sai gabe ma ho jala mamora, sai dilehon Mulajadi Nabolon ma di ho biti-biti, boto-boto, sai unang ma ho lolos di hata, lupa di tona. Sogot-sogot ni andigan sai jaloonmu dope pasu-pasu sian ate-atengku, sai ingot ma tona na dompak anggim si Raja Tambun.”

Rencana pemugaran Tambak Silahisabungan di Dolok Paromasan thn 1947 yg gagal krn invasi Belanda

Dung mulak Abdul Malik Tambunan, Domitian Tambunan dohot Manarak Tambunan (A ni Marhansing), laos di taon 1947 I dipalolo Abdul Malik Tambunan rapot di Onan Raja Lumbanpea di sude pangituai ni pomparan Tambun Holing i ma sian Lumbanpea, Lumbangaol, Baruara, Pagaraji dohot sian Sunge, songon i nang sian angka boru diampuan, marsada roha laho mambangun tambak ni Ompunta I di Dolok Paromasan. Asa hatip so haribo-riboan tambak i.

Disusun ma panitia jala dipilit soara torop jala goar ni panitia i, i ma : Panitia Tambak ni Silahisabungan di Dolok Paromasan, ia susunan ni Panitia i songon ma :
Ketua                             : Abdul Malik Tambunan Ompu Si Anjur Lumbanpea
Setia Usaha                  : Raja Epraim sian Baruara
Bendahara                    : Guru Frederik sian Buntu Raja Lumban Gaol
Commisarissen : Sada halak sian ganup horja pinompar ni Silahisabungan, songon
i sada be sian inganan pangarantoan

Jadi dung mardalan panitia i, mambahen angka rapot di sude inganan ni Pinompar ni Raja Silahisabungan, dapot ma keputusan taringot tu guguan tu tambak i, i ma:

  1. Nasa batu dohot pasir na ringkot tu pemugaran Tambak i di Dolok Paromasan, sian pomparan ni Raja Silahisabungan na di Pulo Samosir dohot na humaliang
  2. Nasa boras sipakkeon di pesta na, sian Pomparan ni Raja Silahisabungan na di Toba Holbung
  3. Nasa simin na porlu tu Tambak i, sian Pomparan ni Raja Silahisabungan na tinggal di Tapanuli Selatan dohot na di Sumatera Barat
  4. Nasa hepeng upah tukang, horbo dohot sude biaya tu pestana, asing ni naung rade di ginjang i, sian Pomparan ni Raja Silahisabungan na di Sumatera Timur dohot na di Jawa, Kalimantan, Sulawesi.

Alai marisuang do ulaon ni Panitia i, alana dung taon 1948, masuk ma tentara Bolanda dohot sekutu tu Tapanuli, tu Samosir dohot tu Toba mambahen putus hubungan jala margurilla ma hita sahat tu taon 1950. Mardomu muse tu tingki na mangihut, na terjadi di peristiwa – peristiwa di Lumbanpea sandiri, i ma parbadaan ni Lumbanpea dohot tentara sian Balige ( mula na ala partandangon ni tentara i tu Tambunan), jadi gabe urusan na balga on. Alai gabe reda do muse dung laho Abdul Malik paboahon na masa i tu Propinsi di Medan.

Marudut ma muse tu perang saudara di pemberontakan mulai sian taon 1956 sahat tu taon 1960. Ingot Kol M Simbolon.

Di taon 1969 saut ma peletakan “batu pertama” di Tambak ni Raja Silahisabungan di Dolok Paromasan. Diadopi pinompar ni Raja Silahisabungan, i ma Silalahi Raja dohot pinompar ni si Raja Tambun, songon i nang sude hula-hula pinompar ni Simbolon Tua, Tamba Tua, Saragi Tua, Munte Tua dohot Nahampun Tua, i ma iboto ni Si Pinta Haomasan.

Kisah si Raja Tambun sesudah sampai di Sibisa

SI Raja Tambun dohot Parianakkononna.
Nungnga pinatorang parmulak ni si raja tambun tu huta ni tulang na toga Manurung di Sibisa.
Tung mansai ngali do panjalo ni Inang na si boru meleng-eleng I di ibana,ala mabiar pa andarhon anak na I,sotung didok halak :
Ba,adong anak ni siboru meleng-eleng ,atik pe so hea muli,gabe haurahon tu hula-hula na.


Atik pe akka hatoban I nama dongan ni si Raja tambun marmahani pinahan ni si Raja Mangarerak,jala mansai hansit parniahapanna martimbangkon di jolo ni amana Silahisabungan,tung so adong do di pikkiranna mulak tu Samosir,ala naung sanga posa pamaksaaan di Silahisabungan naeng tu huta ni tulang na,asa pajumpa dohot inana pangintubu.
Hape tung so adong do di ida nanggo saotik holong ni roha ni inangna pangintubu i di ibana.
Ba patut do hape dang lomo rohani damang patuduhon inong kon tu ahu,ninna rohana dibagasan.
I do hape Alana umbahen Dainang boru ni Raja Nabolon patarus-tarus ahu.
Jadi sai tangis tarlungun-lungun ma si Raja tambun borngin nai,jala ia tikki sahalak na hundul di parmahanan,sai marabur-abur ma iluna,ponjot situtu rohana ala so adong pangalu-aluanna.
Mardongan na magopu situtu,mar tonggo ma si Raja tambun tu mulajadi nabolon :
Ale oppung Mulajadi Nabolon ,tatap ma ahu na dangol on.marsigomos do ahu mamaksahon tu damang parsinuan asa ditaruhon au tu huta ni da Tulang asa pajumpang dohot dainang pangintubu I,hape ndang ditanda nasida ahu,gabe songon na mapultak sian bulu au mangangkat tu sangkalan da ompung mulajadi nabolon.tumagon nama langge unang singkoru,tumagon nama au mate unang mangolu,,huhut sai tumatangis ibana borngin na i.
Jadi masa ma arilogo di Tano Sibisa,malos ma sude suan-suanan,jala lam tamba ma ulaon ni si raja tambun mangalului aek soburon ni pinahan,mamboan pinahan tu nadao asa anggiat dapot duhut-duhut nabolas panganon ni dorbia,tung loja do ibana rap dohot angka hatoban ni si Raja Mangarerak,gabe ndang sanga be ibana hundul arian nai,jala borngin I pe pintor nok matana ala ni loja na.
Dung manang piga bulan ari logo I,dipalolo si Raja Mangarerak dohot Toga Manurung ma “parmanuhon” manungkun manang na aha do Alana ro ari logo nanggarning tu tano Sibisa.gabe dapot ma dipaningkiran i “Na adong do anak ibebere na tangis tarlungun-lungun ala so ditanda hamu”
Jadi di sungkuni Raja Mangarerak ma ise do anak ibebere I.disi pe olo si boru Melengeleng manghusiphon tu Siraja Mangarerak dohot tu Toga Manurung paboa na marmahan I pinahan na I do anak ibebere,ai anak ni Silahisabungan na binoanna najolo,laos dipatudu ma tagan parnapuran na binoan ni si Raja tambun.
Dung diboto Raja mangarerak dohot Toga Manurung dijou ma si Raja tambun I,sai di ummai ma,jala didok Toga Manurung na ikkon paluon ogung sabangunan,lao mangulosi si raja tambun,asa unang be masa hasusaon na songoni di Tano Sibisa.


Alai didok si Raja tambun ma tu tulang nai:Naso jadi ulosan ni Tulangna ibana ia so jumolo hahana Silalahi Raja di ulosi.
Dung I disuru Toga Manurung ma mangalapi Silahisabungan dohot Silalahi Raja tu Tolping,hape dang disi anggo Silahisabungan,nungnga lao mardalani gabe holan Silalahi Raja nama na rot u Sibisa.
Jadi dipatupa Toga Manurung ma Gondang I,jala dipatortor ma Silalahi raja dohot Raja tambun,diulosi ma parjolo Silalahi raja,ipe asa si Raja tambun.laos disi pe asa dipatandahon si Boru Melengeleng tu natorop paboa ibana do ina Pangintubu di si Raja tambun,dihaol ma anak na I jala di umma i.
Jadi dilehon Toga manurung ma boruna laho parhelaon ni si Raja tambun,jala Silalahi Raja do mangadathon..Ido Alana umbahen sahat tu sadarion sai tong do die tong pinompar ni Raja Mangarerak do boruna pinompar ni Silalahi raja.

17 Feb 2012

Kronologis dan manuver Pomparan 7 Turpuk(Silalahi Nabolak)

Kronologis dan manuver Pomparan si 7 turpuk:
Pomparan Raja Parmahan Silalahi anak dari Silalahi Raja semenjak diangkat Tuan Sihubil menjadi anaknya dan diberikan tanah wilayat yakni Huta Silalahi tidak pernah lagi membuat marga baru di Balige yg ada hanya Silalahi.
beberapa generasi berikutnya datanglah pendatang baru dari Paropo dan berbagai tempat termasuk dari turunan si 7 turpuk, oleh karena sesama pomparan Silahisabungan maka marga Silalahi yg di Balige memberikan tempat terpisah untuk menjaga keaslian Silalahi, maka dibuatlah tempatnya BAGAS HUTA (kampung terpencil utk pendatang si 7 turpuk)
dalam era yg begitu panjang hingga thn 1968 pomparan si 7 turpuk sudah banyak bermukim di Balige bahkan melebihi dari marga Silalahi itu sendiri (maklum karena datang dari berbagai sub marga Sihaloho, Sigiro,Sidebang, Sinabutar, dll)
pada era itu semua marga tersebut masih memakai marga masing-masing dan saling menghormati.
tiba pada thn 1968 saat rencana pembangunan Tugu Silahisabungan di Paropo, para pomparan si 7 turpuk yg di Paropo tidak mencantumkan Silalahi Raja sebagai anak dari Silahisabungan dan mengatakan Silalahi itu tidak ada, maka di tugu itupun tdk tercantum Silalahi sampai sekarang, oleh karena ulah pomparan si 7 turpuk tersebut maka Pomparan Silalahi Raja dan pomparan Si Raja Tambun protes dan menunjukkan keaslian tarombo yg mereka ikuti sepanjang sejarah Silahisabungan, namun pomparan si 7 turpuk tidak mengindahkannya yg akhirnya seluruh Pomparan Silalahi Raja dan Si Raja Tambun tidak ikut dalam pembangunan Tugu itu.
untuk melegalkan versi tarombo yg baru thn 1968 maka pomparan Pitu Turpuk yang telah beberapa generasi merantau ke Balige dianjurkan untuk mendeklarasikan dirinya sebagai Raja Parmahan Silalahi, semuanya tanpa terkecuali. Pitu Turpuk yang merantau ke Balige itu banyak terdiri dari marga Sihaloho, Sidebang, Sigiro dan Sinabutar. Ke-4 marga ini pun sesuai anjuran Mubes Tarombo di Paropo tahun 1968 mendirikan PAGUYUBAN RAJA PARMAHAN di Balige, bersatu dalam satu payung, persatuan ke-4 marga yang menamakan dirinya Silalahi Parmahan ini tentunya menggencet keberadaan satu marga, yaitu Silalahi parmahan yang asli.
Dengan inisiasi PAGUYUBAN RAJA PARMAHAN (persatuan dari ke-4 marga melebur menjadi satu marga Silalahi) didirikanlah Tugu Raja Parmahan di Balige. Namun tugu ini pun controversial, terbengkalai dan tertunda terus peresmiannya walaupun akhirnya diresmikan baru2 ini. Tugu itu tidak didirkan di kampung asli Silalahi Parmahan, namun didirkan dikampung pendatang yang mengaku Silalahi Parmahan (ke-4 marga tersebut diatas, yaitu Paguyuban). Dikarenakan Raja Parmahan versi Paropo tersebut adalah berupa PAGUYUBAN 4 marga ; Sihaloho, Sidebang(Sinabang), Sigiro(Sinagiro), Sinabutar, maka sudah pasti SUARA dari PAGUYUBAN ini lebih terdengar diabanding Silalahi parmahan yang asli, dan malah kecenderungannya Silalahi parmahan yang asli (di Balige) dewasa ini (karena tekanan social adapt dan sebagainya) cenderung memilih berdamai saja (berbaur) dengan Paguyuban ini, dikarenakan mereka lebih banyak dan pesta mereka selalu lebih ramai. Namun tidak semuanya seperti itu, masih ada keturunan Silalahi parmahan asli yang SADAR bahwa dia adalah Silalahi (Silalahi Raja).
tidak hanya dari pomparan Raja Parmahan mereka hancurkan, juga tarombo dari Siraja Tambun yg jelas Dolok Saribu, Sinurat,nadapdap, Naiborhu adalah dari Tambun Saribu makanya mereka banyak kawin dgn Tampubolon, dan tugu dari Sinurat ada di Sibisa.
coba kita pikirkan dgn nurani :
JIka Sinurat, Sigiro, Dolok Saribu,nadapdap adalah pomparan Raja Parmahan Silalahi tidak mungkin bisa saling mengawini karena ada PADAN yg tak bisa di langgar.
Umpasa yg mengatakan lebih kuat ikatan PADAN dari pada ikatan dongan tubu.
inilah kontroversi yg terjadi di pomparan Silahisabungan.
Biarlah TUHAN yg menjadi HAKIM AGUNG diantara kami Pomparan SILAHISABUNGAN,Amin..
HORAS……

Menyikapi kesalahan Tarombo Raja Bunga bunga(SILALAHI PARMAHAN di Balige) versi Sihaloho yang disusun thn 1968)

KESALAHAN yang dimaksudkan disini adalah adanya ketidak-sinkronan antara ; NAMA TOKOH, SETTING/GENERASI (TEMPAT DAN WAKTU).
Kenapa dikatakan cacat TAROMBO VERSI SIHALOHO CS (TAHUN 1968) ?, karena tarombo (silsilah serta riwayat) ini disusun oleh kelompok marga SIHALOHO pada tahun 1968. Tarombo ini didoktrin sejak tahun 1968, di media, di monumen (Tugu) bahkan sampai disebarkan ke perantauan. Dan tahun 1968 itu menjadi momentum perpecahan di tubuh keturunan SILAHISABUNGAN. Apa saja bentuk perpecahan itu ?
1. Adanya usaha sistematis untuk menghilangkan SILALAHI RAJA (marga SILALAHI) sebagai anak SILAHISABUNGAN (anak panggoaran)
2. Adanya usaha sistematis menghancurkan silsilah marga SILALAHI dengan mempengaruhi SILALAHI RAJA BUNGABUNGA (anak ke-3 SILALAHI RAJA yang tinggal di Balige)
3. Adanya usaha sistematis menghancurkan riwayat dan silsilah RAJA TAMBUN dengan membelokkan keturunan TAMBUN SARIBU (DOLOKSARIBU, NADAPDAP, SINURAT) menjadi keturunan RUMASONDI.
Mari kita lihat KISAH SILALAHI RAJA BUNGABUNGA(SILALAHI RAJA PARMAHAN) menurut TAROMBO 1968 (SIHALOHO Cs) :
Dalam kisahnya dikatakan bahwa yang diculik oleh Tuan SIhubil (ayahnya Tampubolon) adalah :
1. TOGU RAJA SIHALOHO, diceritakan bahwa Ia berhasil kabur saat diculik
2. BURSOK SIDEBANG, diceritakan bahwa Ia berhasil kabur saat diculik
3. RAJA BUNGABUNGA SONDIRAJA, berhasil dibawa ke Balige, dan dikatakan marga Sihaloho bahwa inilah cikal bakal marga Silalahi, kita tau ini kurang masuk akal, nanti akan kita bahas.
sekarang mari kita lihat Tarombo Resmi dari Punguan SIHALOHO RAJA :
LOHO RAJA, memiliki anak 2
1. Borno Raja
2. Napuran Raja
III.(a) BORNO RAJA
1. Raja Dapotan
2. Raja Pande Bulan
3. Raja Gunggungan
III.(b) Puran Raja
1. Raja Hot
2. Anggi Raja
IV. Raja Dapotan
1. Bonar Raja
2. Baba Raja
3. Homba Raja
4. Tugan Raja
5. Boru (?)
V. Baba Raja
1. Sinaborno
2. Sinapuran
3. Sinapitu
VI.(a) Sinaborno
1. Oppu Junjungan Tua (Parlombu)
2. Oppu Sodungdungan (Parhambing)
PERTANYAAN KRITIS : Dimanakah ada nama TOGU RAJA SIHALOHO di dalam TAROMBO SIHALOHO diatas ? tidak ada kan ? jadi siapakah TOGU RAJA SIHALOHO ini yang dikatakan diculik oleh TUAN SIHUBIL, apakah TUAN SIHUBIL menculik hantu ?
Sekarang mari kita lihat TAROMBO RESMI MARGA SIDEBANG :
DEBANG RAJA, memiliki 3 anak
1. ARI
2. TAON
3. SIDUNG
PERTANYAAN KRITIS : manakah diantara anaknya itu yang bernama BURSOK SIDEBANG ? tidak ada kan ? apakah dia hantu ?
Sekarang mari kita lihat generasi keberapakah RAJA BUNGABUNGA SONDIRAJA menurut versi tarombo manipulasi 1968.
(1)SORBADIBANUA > (2)SILAHISABUNGAN > (3)SONDIRAJA > (4)RUMASONDI > (5)RAJA BUNGABUNGA , dapat dilihat bahwa RAJA BUNGABUNGA adalah generasi ke-5 setelah SORBADIBANUA.
Lalu mari kita lihat TAROMBO TAMPUBOLON
(1)SORBADIBANUA > (2)SIBAGOT NIPOHAN >(3)TUAN SIHUBIL >(4) TAMPUBOLON
Kita sepakat bahwa TAMPUBOLON dan SILALAHI adalah PADAN HAHA-ANGGI, karena dipadankan oleh TUAN SIHUBIL. PERTANYAAN KRITIS : “APAKAH MUNGKIN GENERASI KE-5 DIPADANKAN DENGAN GENERASI KE-4 ? ini jelas tidak mungkin, karena TUAN SIHUBIL pasti tau adat.
LALU, MUNCUL PERTANYAAN “KALAU BENAR SEMUA ITU ADALAH MANIPULASI 1968, LALU MANA TAROMBO YANG LEBIH MASUK AKAL ?? KITA TIDAK MENGATAKAN DISINI MANA YANG BENAR MANA YANG SALAH, NAMUN YANG JADI PERTIMABANGAN KITA ADALAH “LEBIH MASUK AKAL”.
MARI KITA LIHAT TAROMBO SILALAHI RAJA (MARGA SILALAHI) BERIKUT INI :
Yang diculik oleh TUAN SIHUBIL adalah :
SILAHISABUNGAN memiliki anak dari istrinya yang di TOLPING, SAMOSIR, anaknya ada 1, yaitu SILALAHI RAJA, lalu SILALAHI RAJA ini memiliki 3 anak :
1. RAJA TOLPING SILALAHI
2. BURSOK RAJA SILALAHI
3. RAJA BUNGABUNGA SILALAHI
Mereka bertiga diculik dari pinggir Tao Tolping oleh Tuan Sihubil namun RAJA TOLPING SILALAHI dan BURSOK RAJA SILALAHI berhasil meloloskan diri.
Jadi jika kita hitung dari SORBADIBANUA, silsilah RAJA BUNGABUNGA SILALAHI adalah sebagai berikut :
(1)SORBADIBANUA > (2)SILAHISABUNGAN >(3) SILALAHI RAJA > (4) RAJA BUNGABUNGA SILALAHI
Lalu, lihat Tarombo TAMPUBOLON yang telah ditulis diatas :
(1)SORBADIBANUA > (2)SIBAGOT NIPOHAN >(3)TUAN SIHUBIL >(4) TAMPUBOLON
Singkat kata “MARILAH KITA BERPIKIR SEHAT, JERNIH dan BERANI MEROBAH SUDUT PANDANG DARI LAWAN BICARA WALAU HANYA SEJENAK, JANGAN SEPERTI KACAMATA KUDA”.
Maukah saudara-saudara tetap menjadi pengagum TAROMBO SILAHISABUNGAN versi SIHALOHO yang sudah jelas banyak kesalahan dalam ; NAMA TOKOH, SETTING/GENERASI (TEMPAT DAN WAKTU), dsb. Mau ?
Tambahan:
Nama siapakah yg dipakai keturunannya sebagai marga Silalahi ?
1.nama Silahisabungan ?
2.nama anaknya ?
3.nama cucunya ?
4.nama cicitnya ?
kalau jawabannya no 1 nama Silahisabungan dipakai sebagai marga Silalahi ,kenapa keturunan Raja Tambun tidak memakai marga Silalahi?,jelas jawaban ini salah,jadi Silahsabungan tidak sama dgn Silalahi,dan anggidoli Raja Tambun menyatakan bahwa Silalahi adalah hahadolinya bukan bapaknya,bapak Raja Tambun adalah Silahisabungan
kalau jawabannya no2….maka anaknya yg mana?
versi 7T,anak Silahisabungan ada 8…tidak ada anak Silahisabungan yg bernama Silalahi….jd dapat dari mana marga Silalahi yg dipakai 7T sementara Raja Tambun menyatakan menyatakan Silalahi adalah hahadolinya,jelas versi ini salah,kalau ada yg kembali menyatakan Silalahinya dari Silahisabungan,maka kembali ke evaluasi jawaban no 1,jadi tetap salah…..
versi Silalahi (Raja)bahwa anak Silahisabungan ada 9,salah satunya Silalahi Raja…..dan dari namanya keturunannya memakai marga Silalahi,dan bila dihubungkan dgn kalimat “hahadoli Silalahi anggidoli Raja Tambun,pas karena mereka 1 level generasi,sama2 anak Silahisabungan,sehingga sangat aneh kalo 7T mengaku marganya Silalahi karena 7T bukanlah turunan dari Silalahi Raja….
kalau jawabannya no 3 cucunya yg mana ? ada yg menyatakan Raja Parmahan Silalahi (versi tumaras)…..dari mana Raja Parmahan versi tumaras sementara tidak ada leluhurnya yg bernama Silalahi…..juga sangat aneh “bptuanya & bpudanya (7T)” memakai marga Silalahi dari “anaknya” si Raja Parmahan sementara bpudanya Raja Tambun tdk memakai Silalahi,pdhal dari garis silsilah jaraknya sama dgn bptua & bpudanya yg dari 7T,juga tidak pas dgn kalimat hahadoli Silalahi anggidoli si Raja Tambun,kok Raja Tambun memanggil hahadoli kepada anaknya.jadi jawaban ini salah…..
kalau jawaban no 4,cicitnya yg mana ? ada yg menyatakan Raja Parmahan Silalahi (versi tugu Raja parmahan Balige)…..dari mana Raja Parmahan versi tumaras sementara tidak ada leluhurnya yg bernama Silalahi…..juga sangat aneh “oppung2nya (7T)” memakai marga Silalahi dari “pahoppunya” si Raja Parmahan sementara oppungnya Raja Tambun tdk memakai Silalahi…..pdhal dari garis silsilah jaraknya sama dgn oppung2nya yg dari 7T……..juga tidak pas dgn kalimat hahadoli Silalahi anggidoli si Raja Tambun……koq Raja Tambun memanggil hahadoli kepada pahoppunya…..>>>>> jadi jawaban ini salah…..
Jadi yang benar nama yang dipakai keturunannya sebagai marga Silalahi adalah nama anak Silahisabungan yang bernama Silalahi Raja.
“Jadi bila ada 7T / 7 Turpuk (yang turunannya bermarga Sihaloho, Situngkir, Sipakkar, Sondi Raja, Rumasondi, Rumasingap, Sinabutar/Sidabutar, Sinabariba/Sidabariba, Sinabang/Sidebang, Pintu Batu, Sigiro)yang menyatakan marganya Silalahi, Silalahi Sihaloho, Silalahi Situngkir, Silalahi Sipakkar, Silalahi Sondi Raja, Silalahi Rumasondi, Silalahi Rumasingap, Silalahi Sinabutar/Sidabutar, Silalahi Sinabariba/Sidabariba, Silalahi Sinabang/Sidebang, Silalahi Pintu Batu, Silalahi Sigiro, ini semua adalah Silalahi palsu.

Kronologis Makam Op Rajasilahisabungan

Sesuai dengan permintaan dari Ompu Silahisabungan sebelum meninggal dunia agar dikuburkan dekat dengan hulahulanya Ompu Raja Bolon, maka saat dia meninggal dikuburkanlah di Dolok Parmasan Pangururan (Parmasan = bukit tempat emas, karena suku Batak berprinsip tengkorak dan tulang belulang orang tua adalah bagai Emas/sangat berharga).
Semenjak dari situ semua keturunannya turun temurun yakni : Silalahi, Sihaloho, Situkkir, Rumasondi, Sinabutar, Sinabariba, Sinabang, Pintubatu dan Raja Tambun mengetahui didolok Parmasanlah kuburan oppungnya.
Tahun 1896-1898 saat Raja Frederik Tambunan menjabat Controleur van Samosir di Pangururan. dia sangat menghormati kuburan oppungnya dan berpikir maju kedepan dengan berinisiatif mencacat keberadaan kuburan tersebut.
Pada tahun 1928 dan 1936 rombongan musik tiup yang terdiri dari Tambunan Lumbanpea, Tambunan Batuara dan Tambunan Pagaraji melakukan jiarah dan penghormatan kemakam Ompu Raja Silahisabungan yang ada di dolok Parmasan Pangururan.
Keberadaan makam yang sudah ratusan tahun, kelihatan sederhana sesuai dengan keadaan masa itu hanya ditandai dengan batu nisan dan ditumbuhi bunga liar dan ilalalang.
Sehingga tahun 1947 yang diketuai Abdul Malik Tambunan membentuk Panitia pemugaran makam Ompu Raja Silahisabungan, namun rencana itu terhenti karena masuknya Belanda ke Pangururan tahun 1948.
Sekitar tahun 1968 ada usul baik dari Sihaloho dan adik-adiknya utk pendirian Tugu (monument) peringatan untuk Ompu Raja Silahisabungan di Paropo Huta Silalahi Nabolak karena itu juga huta pinukkanya, hal itupun disambut baik oleh seluruh keturunannya baik Silalahi dan Raja Tambun , mubespun berjalan dengan baik, namun ditengah mubes terjadi penyimpangan tarombo yang dilakukan panitia tarombo dengan tidak mencantumkan Silalahi sebagai anak Silahisabungan dan istri Silahi Sabungan di catat hanya dua orang dgn marga yg masih dicari antara Padang batanghari atau matanari hal itupun memacu pertentangan yang alot hingga Silalahi dan Raja Tambun melakukan walkout dari forum.
Tidak sampai disitu si 7 turpukpun (Sihaloho, Situkkir, Rumasondi, Sinabutar, Sinabariba, Sinabang, Pintubatu) ingin memindahkan saring-saring (kerangka ompu Silahisabungan yang ada di dolok parmasan Pangururan ke tugu yang direncanakan, hal itupun tidak diijinkan Silalahi dan Raja Tambun.
Walau tidak diikuti Silalahi dan Raja Tambun pembangunan tugupun tetap dilakukan si 7turpuk hingga tgl 23-27 -1981 diresmikan.
Untuk menjaga kemungkinan terburuk Silalahi dan Raja Tambun berinisiatif untuk memugar kembali Kuburan Ompu Raja Silahisabungan dengan mendirikan tambak na pir dan kokoh lengkap dengan patung Ompu Raja Silahisabungan dengan patung ke tiga istrinya serta dihiasi relief perjalanan hidup Ompu Raja Silahisabungan. Dalam pemugaran itu tetap tidak menghilangkan nisan yang lama karena sampai sekarang ada terlihat didalam bangunan tambak tersebut.
Adapun pernyataan si Raja Tambun dalam pendirian dan setelah diresmikan tugu yang ada di Paropo adalah sebagai berikut :
Menimbang :
1. Ala tingki on gabe tutu sada nari pandapot na mandok 2 (dua) halak do hape silahisabungan jala 8 (walu) halak anaknya, gabe mangkorhon perpecahan dipomparan ni Silahisabungan, alani i, Pomparan ni Datu Gontan Tambunan Lumban Pea anak dohot boruna di Kota besar Medan porlu manontuhon sikap / pendirian.
2. Ala adong tahi ni sepihak laho pajongjonghon Tugu / makam ni Ompu Silahisabungan di Paropo, mangkorhon perpecahan alani on :
Pomparan ni Datu Gontan Tambunan Lumban Pea anak dohot boruna se kota besar Medan porlu manontuhon sikap / pendirian.
3. Ala naung adong hian TAMBAK ni Omputta Silahisabungan di Dolok Parmasan Pangururan, jala adong tahi naeng mamagar manang padengganton Tambak i Punguan Pomparan ni Datu Gontan Tambunan Lumban Pea anak dohot boru se kota besar Medan MANOLOPI ULAON NA DENGGAN I.
Mengingat :
1. Tona ni ompunta sijolo-jolo tubu naung taparmudarhon sian na jolo sahat tu sadarion na mandok : 3 (tolu) halak na nialap ni (Ompunta boru) Silahisabungan jala 9 (sia) halak do anakna.
2. Poda ni Ompunta tu sude pinomparna mandok : ingkon parmudarhonon jala ingkon ulahonon do sude isi ni Padan Sagu-sagu Marlangan dohot Dengke hilaean binahen ni ompunta Silahisabungan tu sude anakhonna i ma :
Manontuhon / manolophon :
Parjolo :
Punguan pomparan ni Datu Gontan Tambunan Lumban Pea anak dohot boruna sekota besar Medan ndang parsidohot jala ndang panolopi tu na pajongjong / paojakhon TUGU / MAKAM Silahisabungan di Paropo ala menimbulkan perpecahan.
Paduahon :
Punguan pomparan ni Datu Gontan Tambunan Lumban Pea anak dohot boruna sekota besar Medan manolopi jala parsidohot tu pemagaran / padenggan Tambak ni Ompunta Silahisabungan naung adong di Dolok Parmasan Pangururan.
Patoluhon :
Nasa na dohot sian pomparan ni Datu Gontan Tambunan Lumban Pea na hundul di Panitia tugu / makam Silahisabungan di Paropo, dang utusan jala ndang na mamboan goar ni punguan Datu Gontan Tambunan Lumban Pea anak dohot boruna.
Paopathon :
3 (tolu) halak do na tangkas binoto ripe / nialap ni Ompunta Silahisabungan ima :
1. Boru Sibaso Nabolon
2. Pinggan Matio boru Padang Batanghari
3. Sanggul meleng-eleng boru ni Raja Mangarerak
Palimahon :
9 (sia) halak do anak ni Ompunta Silahisabungan ima :
- Tubu ni Ompunta Sibaso Nabolon : 1 (sada) Silalahi (Silalahi Raja)
- Tubu ni Ompunta Pinggan Matio ima :
1. Sihaloho
2. Situngkir
3. Romasondi
4. Sidebang
5. Sinabutar
6. Sinabarita
7. Pintubatu
- Tubu ni Ompunta sanggul Meleng-eleng boru ni Raja Mangarerak (boru Manurung) 1 (sada) ima si Raja Tambun.
Medan 18 Juni 1978
An : Punguan Pomparan ni Datu Gontan
Tambunan Lumbanpea anak dohot
Boruna sekota besar Medan
ttd. ttd.
Op. Tambunan RSH Tambunan BA
(Ketua Umum) Sekretaris Umum
Tembusan :
Sude Pomparan ni Datu Gontan Tambunan Lumban Pea.
Lampiran III
Punguan Raja Tambun Boru-Bere Bandung dan Sekitarnya
No : 001/PT/05/2001 Kepada Yth
Hal : Status Punguan Silahisabungan Ketua Silahisabungan
Di – Tempat
Dohot hormat,
Marhite surat on, hami Pengurus Pomparan Raja Tambun ro mandapothon hamu Pengurus dohot Penasehat ni Punguan Silahisabungan na ni bentuk ni hamu hahadoli na pitu turpuk hatiha bulan Februari 2001 na salpu di gedung PDI, Pabotohon ia hami pomparan ni Raja Tambun ndang parsidohot di punguan na ni bentuk muna i
Songon ipe pandohan nami na marala do ima :
1. Na saleleng on nungga adong punguan Silahisabungan di Kota Madya Bandung dan sekitarnya. Ditingki pembentukan ni punguan Silahisabungan piga-piga taon na salpu, ima na terpillit satingki ia amanta Rapatan Tambunan SH na gabe songon Ketua, tangkas do disi na rap satolop hita basa punguan Silahisabungan ingkon do niadopan ni sude pomparan ni Ompunta Silahisabungan ima :
- Pomparan ni Silalahi Raja
- Pomparan ni Sipitu turpuk
- Pomparan ni Raja Tambun
2. Sahat tu sadarion hot jala ojak dope punguan Silahisabungan i. Asa molo adong sangkap ni manang ise sian hita on na laho mambentuk / mangganti pengurus na baru punguan Silahisabungan ingkon ma taringotan on di tonga ni jabu na marsahala jala na martua na ni dohotan ni angka pengetuai sian pomparan ni Ompunta Silahisabungan na tolu i.
3. Jala sian na jolo rade do hami anggidoli muna Raja Tambun manjabui molo adong sihataon na manaringoti angka sangkap na uli laho pasangap Ompunta Silahisabungan alai lopus sadarion ndang hea adong alus sian hamu hahadoli na pitu turpuk.
Molo pe adong dibahen hamu sian surat ni punguan Raja Tambun na songon pengurus ni punguan na baru nibentuk muna i, dohot on tangkas ma pabotohonon nami ia angka nasida be ndang resmi jala ndang sah i songon mewakili pomparan ni Ompu nami Raja Tambun.
Songoni ma jolo sahat ni surat nami on tu hamuna songon sikap nami pomparan ni Raja tambun, botima mauliate.
Bandung, Mei 2001
Menyetujui Punguan Raja Tambun
Penasehat Punguan Ketua
Raja Tambun
dto
(B.H. Tambun)
dto
Ketua Tambun Uluan Ketua Tambun Baruara
dto dto
Ketua Tambun Pagaraji Ketua Tambun L. Gaol
dto dto
Ketua Tambun Lbn. Pea Ketua Tambun Sunge
Tembusan : Hahadoli Silalahi Raja